Lompat ke konten

Trend Pernikahan Setelah Idul Fitri di Surabaya

Bulan Ramadhan telah usai, dan idul fitri 1440 Hijriah juga kita telah lewati., seluruh umat islam di seluruh dunia insya Allah kembali ke fitrah-nya dan diampuni segala dosa-dosanya di masa lalu. Tibalah saatnya kita memasuki bulan syawal 1440 hijriah, dimana bagi kepercayaan sebagian besar orang menikah di bulan ini akan banyak barokahnya yang akan kita terima, karena bulan syawal ini merupakan bulan yang dianggap baik untuk melangsungkan pernikahan.

Tentunya kepercayaan ini tidak dipegang penuh oleh semua orang, akan tetapi di daerah Jawa Timur, khususnya Surabaya dan sekitarnya masih menggunakan tradisi bulan Syawal adalah bulan yang tepat untuk melangsungkan pernikahan. Ada dua bulan yang dianggap baik untuk melangsungkan pernikahan, yaitu bulan syawal dan bulan haji, yang jatuh pada bulan Juni 2019 (tepatnya sehabis lebaran) dan bulan Agustus 2019 tepatnya sebelum lebaran haji (idul Adha).

Hal ini terbukti dengan adanya aktifitas dari Berkah Catering salah satu jasa catering di Surabaya yang sudah terlihat ada aktifitas di H+1 setelah Idul Fitri (lebaran 2019). Berkah catering dipercaya sebagai jasa catering pernikahan surabaya di salah satu event pernikahan di Kota ini, maraknya jadwal pernikahan di bulan Juni dan Agustus 2019 juga semakin membuktikan bahwasanya menikah di bulan baik ini merupakan tradisi yang sangat kental di Kota Surabaya.

Ternyata islam juga mempunyai pandangan tersendiri mengenai menikah di bulan syawal, yuk kita simak ulasannya berikut ini :

Menikah di Bulan Syawal Setelah Idul Fitri

Syawal merupakan bulan Rasulullah SAW melangsungkan pernikahan. Karena itulah disunahkan menikah di bulan usai Ramadan ini. Hal ini sesuai yang di riwayatkan dalam hadis riwayat Muslim, Aisyah R.A mengatakan.

” Rasulullah SAW menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan Syawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah SAW yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, ” Aisyah RA dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal.”

Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wan Nihayah menjelaskan pernikahan Rasulullah pada Syawal dimaksudkan sebagai bantahan terhadap keyakinan yang salah. Kala itu, sebagian masyarakat Arab tidak suka menikah di dua Id (Syawal dan Zulhijah) karena khawatir bakal terjadi perceraian.

Salah satu misi Rasulullah adalah menghapus keyakinan yang salah dari masyarakat Arab Jahiliyah. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan menikah pada bulan Syawal sebagai bentuk ibadah menjalankan sunah Nabi Muhammad SAW.

Dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua Id (bulan Syawal termasuk di antara Idulfitri dan Iduladha), mereka khawatir akan terjadi perceraian.

Mereka beranggapan bahwa unta betina mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha) pada bulan Syawal. Ini adalah tanda unta betina tidak mau dan enggan untuk menikah, sebagai tanda juga menolak unta jantan yang mendekat. Maka para wanita juga menolak untuk dinikahi dan para wali pun enggan menikahkan putri mereka.

Bulan Syawal dijadikan waktu disunahkannya menikah ditujukan untuk menghilangkan kepercayaan orang-orang Arab Jahiliyah yang menganggap bahwa pernikahan di bulan Syawal adalah sebuah kesialan dan akan berujung dengan perceraian. Sehingga para orangtua atau wali tidak ingin menikahi putri-putri mereka begitu juga para wanita tidak mau dinikahi pada bulan tersebut.

Untuk menghilangkan kepercayaan menyimpang tersebut, pernikahan di bulan Syawal pun dijadikan sebagai ibadah, sebagai sunnah Nabi Shalallahu’alaihi Wassalam. Hadis di atas pun dijadikan sebagai anjuran untuk menikah dan menikahkan di bulan Syawwal, mematahkan keyakinan atau anggapan sial terhadap sesuatu yang bisa menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan.

Jadi dapat kita simpulkan bahwasanya Rasulullah SAW menikah pada bulan syawal adalah untuk menghapus tradisi para kaum jahiliyah, bukan semata-mata bulan ini memiliki keistimewaan lain tersendiri, semisal jika kita menikah pada bulan ini akan dihindari dari perceraian atau sebagainya. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri juga bahwasanya keutamaan menikah pada bulan syawal adalah sunnah yang dilakukan Rasulullah SAW, dan tujuan kita tidak lain adalah semoga mendapatkan berkahnya dari menikah di bulan syawal, karena kita mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

Sekarang tergantung dari persepsi kalian masing-masing dan cara pandang kalian, karena menurut pandangan islam semua bulan adalah baik, akan tetapi tradisi adalah tetap tradisi yang kita semua juga harus menghormati. Itulah artikel kami tentang trend pernikahan setelah Idul Fitri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *