Lompat ke konten

Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Jawa di Era Milenial

Pernikahan adat Jawa melambangkan pertemuan antara pengantin wanita yang cantik dan pengantin pria yang gagah dalam suatu suasana kerajaan jawa. Sehingga pengantin pria dan pengantin wanita seperti menjadi raja dan ratu sehari. Biasanya acara pernikahan ini diadakan di rumah orang tua mempelai wanita, orang tua dari pengantin wanita lah yang menyelenggarakan upacara pernikahan ini. Tapi anda jangan kawatir sekarang banyak vendor atau perusahaan yang menyediakan paket pernikahan di Jakarta

Ada berbagai prosesi pernikahan adat jawa, yaitu :

  • Pasang Tarub, Bleketepe, dan Tuwuhan
    Upacara yang mengawali pernikahan adat Jawa adalah pemasangan tarub, bleketepe dan tuwuhan. Menurut tradisi, tarub diartikan sebagai atap sementara atau peneduh di halaman rumah, yang dihiasi janur melengkung. Dewasa ini, hal tersebut lebih sebagai ritual simbolis, dikarenakan fungsi peneduh telah digantikan oleh tenda. Biasanya pemasangan tarub diikuti dengan pemasangan bleketepe berupa anyaman daun kelapa tua oleh orang tua mempelai wanita, serta pasang tuwuhan. Tuwuhan yang dipasang di kiri dan kanan gerbang adalah tumbuh-tumbuhan seperti pisang raja yang berbuah, kelapa muda, batang padi, janur, yang semuanya bermakna harapan agar calon pengantin memperoleh keturunan yang sehat, berbudi baik, berkecukupan, dan selalu bahagia.
  • Sungkeman Orangtua
    Ditujukan untuk meminta doa dan restu orang tua untuk melaksanakan pernikahan, mengucapkan rasa terima kasih telah merawat dengan kasih sayang, dan memohon maaf atas segala kesalahan.
  • Siraman
    Diambil dari kata siram yang berarti mandi, ritual siraman dimaknai sebagai penyucian diri agar ketika memasuki hari pernikahan calon mempelai dalam keadaan suci lahir dan batin. Siraman dilakukan oleh ayah dan ibu mempelai, dilanjutkan kerabat dekat atau yang sudah menikah untuk dimintai berkahnya. Penyiram ditentukan dalam jumlah ganjil, umumnya tujuh atau sembilan orang.
  • Meratus Rambut dan Ngerik
    Rambut yang basah sehabis disiram dikeringkan oleh perias dengan diratus. Tidak hanya kering, rambut pun akan senantiasa harum hingga hari pernikahan. Setelah itu, perias akan mulai ngerik untuk menghilangkan rambut halus yang ada di dahi, yang bertujuan membuang sial atau hal buruk yang pernah menimpa calon mempelai. Lalu, perias akan mulai membuat pola cengkorong paes.
  • Midodareni
    Berasal dari kata widadari yang berarti bidadari, midodareni dijalankan calon mempelai wanita di dalam kamar sejak pukul 18.00 hingga 24.00. Calon pengantin wanita dengan riasan tipis dan sederhana, hanya duduk tenang di kamar ditemani ibu dan kerabat dekat yang semuanya wanita. Ditemani juga oleh pinisepuh yang memberi nasihat untuk hidup berumah tangga. 
  • Srah-Srahan 
    Srah-srahan merupakan penyerahan barang-barang dari mempelai pria kepada mempelai wanita. Karena dilakukan pada malam midodareni, maka penerimaannya diwakili orang tua mempelai wanita.

Akad Nikah atau Pemberkatan Adat Jawa

Prosesi Pascanikah atau Upacara Panggih 
Upacara panggih ialah puncak bertemunya kedua mempelai setelah resmi menjadi suami istri. Tarian edan-edanan menjadi pembuka dimulainya upacara panggih.

  1. Penyerahan Sanggan
    Sanggan diserahkan kepada orang tua mempelai wanita sebagai penebus putri mereka. Sanggan terdiri dari satu tangkep atau dua sisir pisang raja matang di pohon, sirih ayu, kembang telon (mawar, melati, dan kenanga), serta benang lawe.
  2. Balangan Gantal
    Gantal ialah daun sirih yang diisi bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau hitam yang diikat dengan benang lawe. Dari arah berlawanan, berjarak sekitar dua meter, mempelai pria melemparkan gantal ke dahi, dada dan lutut mempelai wanita, dibalas oleh mempelai wanita yang melempar gantal ke dada dan lutut mempelai pria. Ritual ini melambangkan kedua mempelai saling melempar kasih.
  3. Wijikan
    Ritual wijikan dikenal pula dengan sebutan ranupada. Ranu bermakna air, dan pada berarti kaki. Ritual ini dikerjakan mempelai wanita yang membasuhkan air pada kaki mempelai pria sebanyak tiga kali. Pembasuhan kaki mencerminkan wujud bakti istri kepada suami, dan menghilangkan halangan menuju rumah tangga bahagia.
  4. Kanten Asto
    Perbedaan antara kawula (masyarakat biasa) dan bangsawan, seperti putri sultan, terletak pada prosesi pondong yang khusus dilakukan pada pernikahan putri sultan. Sedangkan pada kawula, prosesi tersebut digantikan dengan kanten asto. Kedua mempelai berdiri berdampingan, sambil mengaitkan jari kelingking, berjalan bersama menuju pelaminan.
  5. Tanem Jero
    Sampai di pelaminan, kedua mempelai masih dalam posisi berdiri menghadap tamu undangan dan membelakangi kursi pelaminan. Disaksikan ibu mempelai wanita, ayah dari mempelai wanita memegang dan menepuk bahu kedua mempelai untuk mendudukkan keduanya di pelaminan.
  6. Tampa Kaya
    Adalah prosesi menuangkan kaya yaitu biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, gabah, padi, beras kuning, jagung; sejumlah bumbu dapur; bunga sritaman; dan uang logam. Kaya dikucurkan ke atas tikar pandan yang dipangku mempelai wanita. Prosesi yang disebut juga kacar-kucur ini mempunyai makna bahwa nafkah yang diberikan suami agar diatur dengan baik oleh istri.
  7. Mapag Besan
    Mapag besan atau menjemput besan dilakukan karena orang tua mempelai pria tidak diperkenankan hadir selama prosei panggih sampai upacara ngunjuk rejak degan.
  8. Sungkeman
    Untuk meminta doa dan memohon maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan, kedua mempelai sembah sungkem kepada kedua pasang orang tua. Apabila kakek dan nenek turut hadir, urutan sembah sungkem diawali dari nenek dan kakek, barulah kedua orang tua.

Itulah beberapa prosesi dan tradisi pernikahan adat Jawa, untuk kalian yang berminat melangsungkan prosesi pernikahan adat jawa tapi berada di Jakarta, jangan khawatir lagi karena berkah group siap menyediakan paket pernikahan di Jakarta lengkap dengan berbagai prosesi adat Jawa. Tidak hanya memenyediakan paket pernikahan, tapi berkah group juga menyediakan catering pernikahan di Jakarta dengan nuansa adat tradisional. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *